Selasa, 15 Januari 2013

Kelangkaan Minyak Bumi dan Cara Mengatasinya

Di Indonesia, energi migas masih menjadi andalan utama perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun pemasok kebutuhan energi dalam negeri. Pembangunan prasarana dan industri yang sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia, membuat pertumbuhan konsumsi energi rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan yang sangat tinggi, melebihi rata-rata kebutuhan energi global, mengharuskan Indonesia untuk segera menemukan cadangan migas baru, baik di Indonesia maupun ekspansi ke luar negeri. Cadangan terbukti minyak bumi dalam kondisi depleting, sebaliknya gas bumi cenderung meningkat. Perkembangan produksi minyak Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan, sehingga perlu upaya luar biasa untuk menemukan cadangan-cadangan baru dan peningkatan produksi. 
konsumsi minyak bumi (BBM) di dalam negeri kini sudah melebihi kapasitas produksi. Dalam beberapa tahun belakangan ini penyediaan BBM dalam negeri tidak dapat seluruhnya dipenuhi oleh kilang minyak domestik, hampir 20%-30% kebutuhan minyak bumi dalam negeri sudah harus diimpor dari luar negeri. Kebutuhan impor minyak bumi ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri yang diharapkan semakin membaik ditahun-tahun mendatang.
Menurut BP MIGAS penurunan jumlah produksi minyak per hari tersebut disebabkan penurunan produksi dari lapangan  existing lebih cepat dari perkiraan. Sekitar 90 persen dari total produksi minyak Indonesia dihasilkan dari lapangan yang usianya lebih dari 30 tahun, sehingga dibutuhkan investasi yang cukup besar untuk menahan laju penurunan alaminya. Upaya menahan laju penurunan produksi pada lapangan tua tersebut, yang mencapai 12 persen per tahun, gagal dilaksanakan. Sementara upaya untuk menyangga produksi melalui produksi lapangan baru, sangat bergantung kepada kinerja kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Bicara mengenai struktur industri, dunia perminyakan memiliki keunikan dibanding industri lainnya. Ketika industri-industri lain gencar mencanangkan perampingan, efisiensi, dan efektivitas, dalam dunia perminyakan para international oil company (IOC) yang sudah mendominasi pasar tersebut terpaksa melakukan merger karena dalam industri perminyakan modal yang terlibat luar biasa besar.
Dengan kata lain, kelangkaan minyak yang terjadi belakangan ini adalah akibat dari penurunan produksi minyak dalam negeri dan peningkatan konsumsi yang sangat signifikan di Indonesia. Hal inilah yang memaksa pemerintah untuk mengimpor minyak dari luar negeri. Hal ini tentunya akann menjadi beban Negara yang cukup besar.
Untuk mengatasi kelangkaan minyak bumi ada beberapa hal harus kita lakukan. Diantaranya:
a.       Mengonversi dari penggunaan minyak tanah ke gas
Persediaan minyak tanah yang merupakan produk turunan dari minyak bumi semakin lama semakin menipis. Untuk memperbarui minyak tanah membutuhkan waktu bejuta-juta tahun. Masyarakat Indonesia saat ini masih menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar kompor untuk memasak. Sementara itu, cadangan gas masih banyak dialam. Sehingga dimungkinkan untuk berpindah menggunakan gas.
b.      Menghemat pemakaian listrik
Saat ini masih banyak pembangkit listrik yang masih menggunakan mesin diesel sebagai energi pembangkit. Semakin banyak pemakaian listrik kita maka semakin banyak pula minyak bumi yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Dengan melakukan penghematan listrik, maka kita telah membantu mengurangi pemakaian minyak bumi.
c.       Mencari sumber energi alternatif baru
Saat ini sudah banyak energi alternatif pengganti minyak bumi. Dengan terus mencari dan mengembangkan energi alternatif maka pemakaian minyak bumi akan semakin berkurang. Hal ini tentu menguntungkan karena energi alternatif dapat diperbaharui dan minyak bumi tidak dapat diperbaharui.
d.      Menggunakan BBM secara bijak
Setiap tahun pengguna kendaraan pribadi semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan penggunaan BBM meningkat. Inilah yang mengakibatkan terjadinya kelangkaan BBM. Sistem 3 in 1 yang berlaku di kota besar merupakan salah satu cara efektif untuk mengatasi kelangkaan sekaligus kemacetan.
e.       Mengubah pola pikir masyarakat
Tak bisa dipungkiri kebanyakan masyarakat Indonesia masih banyak yang menonjolkan gengsi dan masyarakat konsumsi. Sehingga dalam suatu keluarga ada yang punya kendaraan pribadi untuk masing-masing anggota keluarga. Hal ini akan membuat pemakaian kendaraan akan semakin meningkat yang mengakibatkan kebutuhan terhadap minyak bumi seperti solar meningkat, sedangkan produksi minyak bumi tidak meningkat. Hal inilah akan mengakibatkan kelangkaan.

Minggu, 13 Januari 2013

Si Anak Jalang


Embun pagi ini masih begitu terasa. Sayup-sayup kokokan ayam itu perlahan-lahan mengecil dan akhirnya menghilang. Mataharipun baru sedikit menampakkan sinarnya yang begitu terang dan berarti bagi kehidupan. Terlihat sesosok anak kecil yang belum genap berusia 10 tahun. Pakaian putih dan celana merah yang dikenakannya menambah semaraknya pagi ini.
“aku pergi dulu ya mak” ucapnya. “uhuk…uhuk… hati-hati ya nak” jawab ibunya yang sejak seminggu lalu sakit. “hati-hati kalau ketemu konde…nanti kamu terseret” sambung sang ibu yang cemas terhadap anaknya. “iya bu” ucapnya sambil mencium tangan halus dan lembut ibunya. Sang ibu pun mencium keningnya dan seperti mengucapkan sebuah do’a untuknya.
Inilah Haris Nursalam. Sebuah nama yang bagus untuk orang semiskin dia. Nama ini diberikan oleh seorang ustadz di desa Sungai Penibung, Kutipang Raya. Nama ini memiliki arti “penjaga cahaya keselamatan” . dia terlahir dari keluarga yang tidak mampu. Ketika dia berumur 6 tahun ayahnya pergi meninggalkannya dan sang ibu untuk pergi bekerja ke ibukota. Sampai kini kabar tentang ayahnyapun tiada didapati.
Sekolah haris memang jauh dari rumah. Jaraknya bisa mencapai 5 km. Apalagi dengan kondisi jalan yang bisa dibilang tidak cukup bagus. Bahkan bisa dibilang hancur. Kalau hujan turun bisa dipastikan haris dan teman yang lain tidak bisa melewati jalan itu. Itupun baru sampai sungai konde yang mengalir deras memisahkan dua perkampungan sederhana. Apalagi semenjak ada pabrik kelapa yang berada didesa sebelah membuat kondisi jalan semakin parah kerusakannya. Hal ini terjadi karena mobil pabrik yang setiap hari beroperasi dengan mengangkat beban yang melebihi kapasitas jalan sehingga jalan banyak yang hancur.
Hidup yang begitu berat ini tidak membuatnya patah semangat dalam menjalani hidup. Selalu saja tampak wajah yang ceria keluar dari parasnya yang mungil. Senyumnya yang khas membuat orang semakin yakin kalau hidupnya tanpa masalah, padahal masalah yang ditanggungnya cukup besar untuk anak sekecil itu.
Sepulang dari sekolah ia harus cepat-cepat pulang kerumah. Tak bisa ia habiskan waktu siangnya untuk bermain bersama-sama dengan temannya yang lain. Ia harus merawat ibunya yang sakit-sakitan. Bahkan ia harus bekerja untuk bisa makan sesuap nasi.
***
“Assalamualaikum” suara itu terdengar sayup-sayup dihadapan sebuah rumah reyot. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu. Lantainya terbuat dari batang pohon pinang yang dibelah menjadi 2 kemudian disusun menjadi lantai. Atapnya terbuat dari rumbia. Rumahnya berukuran 5 x 6 meter dengan halaman didepan rumahnya.
Tidak terdengar suara sahutan dari dalam rumah. “Assalamualaikum” Harispun mengulanginya untuk yang kedua kalinya. Kali ini juga tidak terdengar suara sahutan sang Ibu yang sedang dalam keadaan sakit. Kali ini Haris mengetuk pintu yang terbuat dari kayu itu.
Tampak kekhawatiran di wajah Haris. Firasatnya mengatakan bahwa terjadi sesuatu pada ibunya. Betapa tidak, dari tadi ibunya tidak juga menyahut salamnya. Sudah beberapa kali pintu rumahnya yang reyot digedornya, tapi suara yang diharapkannya belum juga terdengar.
Saat itu, hari begitu panas. Matahari bersinar begitu terik menembus kulit muka haris yang nampak cemas dengan keadaan ibunya. Orang-orang tidak nampak berkeliaran di desa sungai penibung. Hidupnya bagaikan sendiri dalam sulitnya hidup ini.
Tiba-tiba datang seseorang paruh baya dengan wajah yang selalu terpancar senyum dari bibirnya. Ternyata dia adalah pak Mudi, tetangga Haris yang biasa memberinya uang. Pak Mudi ini merupakan salah satu orang yang terpandang di kampung sungai penibung. Tanahnya yang luas  ditanami berbaris-baris kelapa. Di sanalah biasanya Haris bekerja membantu pak Mudi.
“Kamu mencari ibumu?” kata pak Mudi dengan melemparkan senyum kepada haris. “ ia pak” jawab Haris dengan singkat. “daritadi aku ketuk-ketuk pintu tapi ibu tidak ada menyahut dan membukakan pintu untukku” sambung  Haris. “bapak juga daritadi tidak melihat ada ibumu. Biasanya dia duduk diluar”
***
“bapak…aku mau sekolah. Aku ingin seperti yang lain.” Ucap haris kecil. “nanti ya nak, kalau bapak ada uang” jawab sang bapak untuk menenangkan keinginan anaknya. “jawabnya itu terus…aku mau sekolah” teriaknya sambil menangis. “iya nanti bapak carikan uangnya. Udah teruskan mainnya dengan udin bapak mau istirahat dulu” jawab bapak haris menenangkan sang anak.  
“tuh dengarkan din.  Aku nanti mau sekolah. Aku mau jadi kepala desa, kamu mau tidak jadi sepertiku din?” kata haris kepada udin teman main congkaknya. “ ah aku ngak mau, nanti aku kayak pak kades yang kemarin dibawa pak polisi kata bapakku dia maling uang.  Aku mau jualan aja kayak bapakku”  jawab udin membalas tawaran Haris. ”hmm… gitu ya din. Tapi aku tidak mau seperti dia din. Aku tidak mau ditangkap polisi nanti kasihan mamaku” harispun menanggapi.
 ah kamu curang ne” Harispun berteriak. Ternyata udin berbuat curang saat  bermain congkak.  Congkak adalah sebuah permainan tradisional yang dimainkan oleh 2 orang  terdiri dari papan congkak dan biji congkak. Biasanya papan congkak terbuat dari kayu, plastik, bahkan bisa dibuat ditanah dengan membuat melubangi tanah. Papan ini terdiri dari 16 buah lubang yang terdiri atas 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan 2 lubang besar dikedua sisinya. Setiap 7 lubang kecil disisi pemain dan lubang besar disisi kanannya dianggap sebagai milik sang pemain. Setiap pemain bergantian mengambil buah dari salah satu lubang miliknya kemudian meletakkan satu ke lubang sebelah kanannya dan seterusnya.
“hehe… akhirnya ketahuan juga” ucap udin dengan malu-malu. “ permainan aku sebenarnya mati ni. Sekarang giliranmu” tambah udin yang sudah ketahuan bermain curang. “huh… kecil kecil dah pandai curang” ucap haris. “hehe…” udin hanya bisa senyum-senyum karena udah terlanjur malu.
Betapa bahagianya anak itu. Haris kecil belum begitu mengerti dengan kondisi orang tuanya yang hidup dalam garis kemiskinan. sang ayah mendengar percakapan putranya dan berkata  “Do’akan ayah semoga ayah dapat uang banyak”. “ayah mau kemana?” jawab haris yang masih berusia 6 tahun. “besok ayah mau pergi keibukota untuk mencari uang sekolahmu” pesan sang ayah.
Keesokan hari ayah Harispun pergi meninggalkan istri dan anaknya. Dia harus pergi keibukota untuk mencari uang. Harispun hanya bisa terdiam. Sang ayahpun mencium kening putranya dan pergi. Tak lama kemudian sang ayah sudah menghilang dari pandangan si Haris.
***
Haris tak ingin lagi kehilangan orang yang ia sayangi. 4 tahun yang lalu ia telah kehilangan ayahnya yang sampai saat ini belum tau kemana arahnya. Kini ia harus dihadapkan pada keadaan ibunya. “coba kamu ketok lagi iris” kata pak mudi. “kita berdo’a saja semoga tidak terjadi apa-apa dengan ibumu” terangnya lagi untuk menenangkan Haris yang mulai gelisah.
Setelah lama di gedor belum juga terdengar suara ibu haris. “bagaimana ini pak? Ibu tidak menyahut panggilan Haris. Apa ibu masih marah dengan haris karena tadi pagi lambat bangun” ucap haris. Terlihat mata Haris kini sudah mulai berkaca-kaca. “ya udah. Kita dobrak aja bagaimana?” sahut pak Mudi memberikan solusi. “nanti bapak yang akan memperbaiki pintumu” tambahnya.
Harispun setuju untuk mendobrak pintu rumahnya yang sudah tampak tua. Maklum rumah itu merupakan rumah peninggalan neneknya Haris yang telah meninggal ketika Haris berusia 2 tahun. Walaupun rumah tua, ternyata mereka berdua kesulitan untuk mendobrak rumah itu. Setelah melalui perjuangan yang panjang akhirnya pintu itu berhasil terbuka.
Setelah pintu itu terbuka, betapa terkejutnya Haris melihat kondisi ibunya yang terlihat tidak berdaya diatas tikar. Selama ini haris dan ibunya tidak pernah merasakan empuknya tidur diatas kasur. Selama ini mereka hanya tidur beralaskan tikar. Begitu kasihan melihat penderitaan yang dialami oleh ibu haris. Matanya hanya bisa menatap anaknya yang matanya sudah berkaca-kaca.
“nak…” panggil ibunya lirih. Harispun mendekati ibunya yang sedang sekarat. “ibu sudah tidak kuat lagi nak. Tolong ambilkan kotak didalam lemari itu nak” sambung ibunya. Harispun mengambil kotak dilemari reot itu. “ ini bu kotaknya, apa itu bu?” ucap haris penasaran. Ibunya membuka kotak dan mengambil sebuah benda dari kotak itu. Benda itu adalah sebuah kalung yang terbuat dari rotan. “ pakai ini nak. Ini pemberian ayahmu sebelum iya pergi. Carilah ayahmu, gapai cita-citamu nak. Uhuk-uhuk… Laillahailallah” inilah kata-kata terakhir yang diucapkan ibunya. Kini sang ibupun telah pergi dengan tenang ke hadirat Allah yang maha kuasa. Air matapun terkucur deras dari anak ini. Pak mudi yang menemaninyapun tak sanggup untuk berkata apa-apa lagi.
Setelah pemakaman sang ibu Harispun berpamitan kepada pak mudi untuk pergi mencari ayahnya sesuai dengan amanat ibunya. Ia ditemani oleh Badrun, tetangganya. Selain itu juga haris mengucapkan terima kasih kepada pak mudi yang telah membantunya selama ini. “ ini bekal untukmu selama perjalanan nak. Hati-hati dijalan ya. Bg Badrun akan menemanimu.” Ucap pak mudi kepada haris. Harispun hanya mengangguk.
Perlahan-lahan bayangan haris dan badrunpun mulai menghilang. Kini ia hanya berharap akan bertemu dengan ayahnya yang telah lama meninggalkannya. Kalau dibilang hidup ia seakan mati tanpa orang tuanya. Tapi dibilang mati dia masih bisa bernafas. Betapa tidak beruntungnya nasib anak ini. Sekecil ini ia harus menanggung beban seberat ini.