Sabtu, 21 April 2012

Guru Berkualitas, Ciptakan Siswa Berkualitas



Oleh: Afriansyah


Dalam suatu sistem pendidikan, kualitas siswa yang dihasilkan merupakan suatu tolok ukur dari keberhasilan sebuah sistem pendidikan. Kualitas siswa akan sangat terlihat ketika mereka berada dimasyarakat. Disinilah mereka akan memperlihatkan kualitas mereka. Masyarakatlah yang nantinya akan melihat baik buruknya kualitas seorang siswa. Baik ketika ia masih berada dibangku sekolah, maupun ketika ia sudah menamatkan diri dari sekolah itu.
Untuk mewujudkan siswa serta para alumnus yang berkualitas, diperlukan pula pengajar yang berkualitas. Hal ini karena, guru adalah idola yang nyata bagi siswa. Setiap tindakan guru sedikit banyaknya akan mempengaruhi kualitas dari siswa. Guru yang berkualitas tidak hanya diukur dari tinggi rendahnya pendidikan seorang guru. Pendidikan minimal S1 yang diwajibkan untuk setiap guru hanyalah untuk mengikuti perkembangan zaman. Dengan adanya dampak globalisasi yang telah masuk kenegara kita, membuat pemikiran para siswa tidak sama seperti dulu lagi. Sehingga pemikiran merekapun lebih maju. Untuk mengimbangi hal tersebut, dibuatlah peraturan ini.
Disamping pendidikan seorang guru, guru yang berkualitas juga memiliki ciri lain. Ada banyak hal yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk menjadi guru yang berkualitas. Diantaranya adalah kedisiplinan, tata krama, teknik pengajaran, dan banyak hal lain yang harus mereka kuasai.
Yang paling utama yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah akhlak dan budi pekerti yang baik. Setiap perilaku guru, secara langsung ataupun tidak langsung akan dicontoh oleh muridnya. Seperti kata pepatah ”guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Hal ini membuktikan bahwa murid adalah pencotek yang baik. Ketika seorang guru tidak bisa menjaga hal ini, maka murid yang melihat kelakuan dari guru tersebut akan dengan mudah mengikuti setiap perilaku guru. Bagaimana mungkin kita bisa menciptakan siswa yang berkualitas, jika gurunya berkelakuan buruk?
Selain budi pekerti, seorang guru juga harus mempunyai kedisiplinan. Kedisplinan merupakan kunci bagi siswa untuk sukses nantinya. Dengan disiplin terhadap waktu, pekerjaan, dan lainnya, maka hidup akan jadi teratur. Seorang guru harus menunjukan sikap disiplin terhadap anak didiknya. Sikap seperti ini harus ditanamkan kepada diri siswa agar ketika mereka berada dimasyarakat, mereka dapat menerapkan sikap ini.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah teknik mengajar dari seorang guru. Selain akhlak dan mental para peserta didik, ilmu yang diberikan kepada mereka juga sangat penting untuk mengetahui kualitas mereka. Dalam proses pembelajaran tidak semua murid yang mempunyai kecakapan untuk menerima pelajaran dengan baik. Setiap guru yang masuk kedalam kelas untuk menyampaikan materi harus mempunyai strategi khusus agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Selain itu strategi yang digunakan harus bervariasi agar tidak membuat para siswa menjadi bosan.
Selain ketiga poin diatas masih banyak lagi hal yang harus dikuasai oleh seorang guru. Namun dengan memiliki sikap seperti itu, sedikit banyaknya akan mempengaruhi kualitas dari para siswa. Dengan memiliki guru yang berkualitas tentu akan menciptakan siswa yang berkualitas pula. Guru yang berkualitas akan menjadi harapan pendidikan Indonesia.

Larutan Asam Basa



I.    Judul Percobaan      :    Menunjukkan Larutan Asam, Larutan Basa, dan Larutan Netral
IIJenis Percobaan       :    Larutan Asam, Basa, dan Netral
III. Tujuan                     :    Menguji Sifat Larutan dengan Indikator
IV. Kajian Teori            :
   Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dibagi menjadi 3 golongan, yaitu bersifat asam, basa, atau netral. Larutan asam mempunyai rasa masam dan bersifat korosif terhadap logam, sedangkan larutan basa mempunyai rasa yang sedikit pahit dan bersifat kaustik.
   Larutan asam dan basa ada yang tergolong elektrolit kuat, dan ada pula yang tergolong elektrolit lemah. Asam dan basa kuat mengion dengan sempurna (a = 1 ), sedangkan asam atau basa lemah mengion hanya sebagian kecil (a = 0 ).
Menurut Arrhenius :
·   asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. Semakin besar konsentrasi ion H+, maka semakin kecil nilai pH.
·   basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-).
Menurut Bronsted dan Lowry :
·   asam = donor proton
·   basa     = akseptor proton
Menurut Lewis :
·   asam = akseptor pasangan elektron
·   basa     = donor pasangan electron

Untuk mengenali suatu zat apakah bersifat asam atau basa kita tidak boleh sembarangan mencicipi atau memegangnya, karena akan sangat berbahaya. Contohnya asam sulfat (H2SO4).

Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam dan basa yaitu dengan indikator asam basa. Indikator asam basa adalah zat yang dapat berubah warna jika berada dalam larutan asam dan larutan basa.

Jenis indikator terbagi menjadi 2, yaitu indikator alami (menggunakan mahkota bunga, kunyit), dan indikator buatan ( kertas lakmus ).

         Sifat asam-basa suatu larutan juga dapat ditunjukkan yaitu dengan mengukur pH-nya. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH < 7, larutan basa mempunyai pH > 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH = 7.

V.  Alat dan Bahan :

·         Alat
No.
Nama
Jumlah
1.
Tabung reaksi
12 buah
2.
Rak tabung reaksi
1 buah
3.
Mortar dan Alu
2 buah
4.
Pipet tetes
1 buah
5.
Plat tetes
1 buah
6.
Spatula logam
1 buah


·         Bahan
No.
Nama
Jumlah
1.
Mahkota bunga
4 buah
2.
Asam cuka
10 ml
3.
Air kapur
10 ml
4.
Air Suling
10 ml
5.
Kertas lakmus merah/biru
2 buah
6.
Air sabun
2 tetes
7.
Air gula
2 tetes
8.
Urea
2 tetes

VI. Cara Kerja:

Ø  Dengan menggunakan kertas lakmus

  1. Guntinglah kertas lakmus yang sudah disediakan (lakmus merah dan lakmus biru) sepanjang 1 cm, masing-masing 3 lembar.
  2. Ambil plat tetes.
  3. Masukkan air cuka, air suling, dan air kapur sirih kedalam plat tetes yang telah disediakan.
  4. Masukkan kertas lakmus yang sudah dipotong kedalam masing-masing zat tersebut. Masing-masing zat dimasukkan 1 lembar lakmus biru dan 1 lembar lakmus merah.
  5. Amati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus tersebut.
  6. Tulis hasil pengamatan kedalam tabel pengamatan.
  7. Dengan cara yang sama, ulangi percobaan tersebut dengan menggunakan zat-zat yang berbeda yang ingin diuji. Kemudian nyatakan apakah larutan tersebut bersifar asam, basa, ataupun bersifat netral.

Ø  Dengan menggunakan ekstrak mahkota bunga

1.      Hancurkan mahkota bunga dengan menggunakan mortar
2.      Encerkanlah cairan bunga dengan sedikit air
3.      Ambillah 1 mL larutan bunga dan masukkan kedalam tabung reaksi
4.      Teteskan 10 tetes larutan cuka ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan
5.      Amati dan catatlah perubahan yang terjadi
6.      Ulangi percobaan diatas dengan mengganti asam cuka dengna 10 tetes air kapur
7.      Catat apa yang terjadi
8.      Lakukan kembali percobaan di atas dengan menggunakan mahkota bunga yang warnanya berbeda
9.      Amati, dan catatlah perubahannya.
VII.     Data Hasil Pengamatan

·         Pengujian larutan dengan kertas lakmus
Larutan*
Perubahan Warna
Keterangan
Lakmus Merah
Lakmus Biru
Asam cuka
Merah
Merah
Asam
Air kapur
Biru
Biru
Basa
Air Suling
Merah
Biru
Netral
*ketiga larutan mewakili keenam larutan yang lain

·         Pengujian dan pengelompokan larutan dengan mahkota bunga

Warna Bunga
Warna Ekstrak
Perubahan warna
Air kapur
Asam cuka
Air suling
Merah
Merah
Hijau
Ungu muda
Merah
Putih
Krim
Putih kekuningan
Kuning
Kuning  muda
Ungu
Ungu
Kuning
Merah muda
Ungu
Kuning
Kuning
Kuning muda
Kuning
Kuning tua

Warna ekstrak bunga
Kuning
Merah
Ungu
Putih


VIII.Kesimpulan:

Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Larutan asam cuka merupakan larutan asam. Hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan warna lakmus biru menjadi merah. Ini dapat membuktikan bahwa larutan ini bersifat asam.
2.      Larutan kapur merupakan larutan basa. Hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan warna lakmus merah menjadi biru. Ini menunjukan bahwa larutan ini bersifat basa.
3.      Larutan air suling merupakan larutan netral. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perubahan warna pada kedua lakmus. Ini menunjukan bahwa larutan netral.
4.      Ektrak merah merupakan indikator yang mempunyai perbedaan yang cukup jelas sehingga mudah dibedakan antara asam, basa, dan netral.
5.      Larutan netral tidak merubah warna pada ekstrak bunga.
6.      Larutan asam merubah ekstrak merah menjadi ungu muda.
7.      Larutan basa merubah ekstrak merah menjadi hijau.


Larutan Elektrolit


LAPORAN PRATIKUM


I.    Judul Percobaan   :    Daya Hantar Listrik pada Larutan
II.  Jenis Percobaan    :    Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
III. Tujuan                   :    Menguji Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
IV. Kajian Teori          :
a.      Pengertian Larutan 
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu  sistem  homogen  yang  mengandung  dua  atau  lebih  zat  yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan,  sedangkan  suatu  sistem  yang  heterogen  disebut  campuran. Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat terlarut,  misalnya  padatan  atau  gas  dengan  kata  lain  larutan  tidak hanya terbatas pada cairan saja.
            Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut,  yang  dapat  dipertukarkan  tergantung  jumlahnya.  Pelarut merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak,  sedangkan  komponen  minornya  merupakan  zat  terlarut. Larutan  terbentuk  melalui  pencampuran  dua  atau  lebih  zat  murni yang  molekulnya  berinteraksi  langsung  dalam  keadaan  tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran  gas  adalah  larutan. 
b.      Jenis-jenis Larutan
1)     Larutan Elektrolit

v  Larutan Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya  air),  seluruhnya  dapat  berubah  menjadi  ion-ion  dengan harga derajat ionisasi adalah satu  (α  =  1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
·         Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
·         Basa  kuat,  yaitu  basa-basa  golongan  alkali  dan  alkali  tanah, antara lain : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
·         Garam-garam  yang  mempunyai  kelarutan  tinggi,  antara  lain : NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.

v  Larutan Elektrolit Lemah

Larutan   elektrolit   lemah   adalah   larutan   yang   mampu menghantarkan  arus  listrik  dengan  daya  yang  lemah,  dengan  harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < α < 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
·         Asam  lemah,  antara  lain:  CH3COOH,  HCN,  H2CO3,  H2S  dan  lain-lain.
·         Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
·         Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.

2)      Larutan Non-Elektrolit

Larutan   non-elektrolit   adalah   larutan   yang   tidak   dapat menghantarkan  arus  listrik,  hal  ini  disebabkan  karena  larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak meng-ion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :
  • Larutan urea
  • Larutan sukrosa
  • Larutan glukosa
  • Larutan alkohol dan lain-lain
V.  Alat dan Bahan :

No
Alat dan Bahan
Ukuran / Satuan
Jumlah
1.
Gelas Kimia
50 mL
6 buah

2.
Mentol
2.4 volt
2 buah
3.
Baterai
1.5 volt
4 buah
4.
Kabel merah hitam
1 m
2 buah
5.
Kabel tembaga
0.25 m
2 buah
6.
Styrofoam
1 keping
1 buah
7.
Selotip
1 roll
1 buah
8.
Gunting
-
1 buah
9.
H2SO4
40 mL
1 gelas
10.
Alkohol
40 mL
1 gelas
11.
NaOH
40 mL
1 gelas
12.
Asam cuka
40 mL
1 gelas
13.
Larutan garam
40 mL
1 gelas
14.
Larutan gula
40 mL
1 gelas
15.
Air suling
40 mL
1 gelas
16.
Urea
40 mL
1 gelas

VI. Cara Kerja:

1. Rangkai alat uji elektrolit diatas styrofoam.
2. Hubungkan keempat baterai secara seri.
3. Hubungkan lampu mentol dengan kutub positif dari baterai.
4. Beri katoda (tembaga) diujung kabel yang menghubungkan kutub positif
5. Beri anoda (tembaga) diujung kabel yang menghubungkan kutub negatif
6. Masukkan larutan yang ingin diuji ke dalam gelas kimia
7. Masukan katoda dan anoda kedalam larutan.
8.Amati nyala mentol (lampu) pada larutan yang diuji
9.Amati gelembung-gelembung gas yang terbentuk saat  arus dialirkan.

VII.     Data Hasil Pengamatan:
No.
Larutan
Nyala Lampu
Gelembung Gas
Keterangan
1
C2H5OH
Tidak nyala
Tidak ada
Non elektrolit
2
NaOH
Terang
Banyak
Elektrolit kuat
3
CH3COOH
Tidak nyala
Banyak
Elektrolit lemah
4
NaCl
Terang
Banyak
Elektrolit kuat
5
C12H22O11
Tidak nyala
Tidak ada
Non elektrolit
6
H2O
Tidak nyala
Tidak ada
Non elektrolit
7.
H2SO4
Terang
Banyak
Elektrolit kuat
8.
CO(NH2)2
Tidak nyala
Tidak ada
Non elektrolit

Larutan
NaOH
NaOH(aq)èNa+ + OH-
Air suling H2O
H20(aq)è2H+  + 1/2 O2
NaCl (garam dapur)
NaCl(aq) è Na+ + Cl-
Asam sulfat (H2SO4)
H2SO4(aq) è 2H+ + SO42-
Gula (C12H22O11)

Urea (CO(NH2)2)
CO(NH2)2 èCO2+  + NH2-
Asam cuka (CH3COOH)
CH3COOHèH+ + CH3COO-
C2H5OH


















VIII. Kesimpulan:

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Larutan NaCl, NaOH, dan H2SO4 dapat mengakibatkan lampu mentol menyala. Disekitar katodapun terdapat gelembung. Hal ini menunjukan adanya aliran listrik yang mengalir. Sehingga dapat dikatakan bahwa larutan dapat menghantarkan listrik. Larutan ini mempunyai daya ionisasi yang tinggi sehingga dapat menyalakan lampu. Larutan ini disebut larutan elektrolit kuat.
2.      Larutan CH3COOH tidak mengakibatkan lampu menyala. Tetapi disekitar katoda terdapat banyak gelembung. Banyaknya gelembung membuktikan bahwa adanya aliran listrik yang mengalir, tetapi dalam jumlah kecil. Larutan ini mempunyai daya ionisasi yang rendah. Larutan ini disebut elektrolit lemah.
3.      Larutan gula, urea, alkohol, dan air tidak menyebabkan lampunya menyala. Gelembungpun tidak tampak di sekitar katoda. Ini membuktikan bahwa tidak adanya aliran listrik yang mengalir. Ini juga membuktikan bahwa larutan ini tidak mempunyai daya ionisasi. Larutan ini disebut larutan non elektrolit.